Ini adalah hasil saya trading emas selama 11 hari dengan menggunakan kombinasi dari Scalping Path, R/S, indikator RSI dan William Percent Range, dan juga Chart Pattern.
Langkah-langkahnya:
1. Menentukan Scalping Path
Langkah ini adalah yang paling penting sebelum melakukan seluruh proses. Diperlukan kesabaran untuk menunggu terbentuknya sebuah scalping path yang jelas. Terlalu cepat akan mengakibatkan kesalahan timing masuknya, terlalu lambat akan mengakibatkan scalping path sudah di-break. Menurut pengamatan saya, 3 kali Top dan Bottom umumnya sudah cukup solid memberikan konfirmasi terbentuknya sebuah scalping path. Atau bisa juga melihat lanjutan R/S sebelumnya apabila memang sudah ada.
Time Frame 5 menit untuk menentukan Scalping Path.
Jarak antara Top dan Bottom harus diperhitungkan juga spread nya.
Scalping Path biasa terbentuk ketika keadaan pasar sedang tenang, yaitu di saat tidak adanya high impact news. Waktunya bisa kapan saja di market manapun. Namun demikian, pada saat market NY mulai, scalping path bisa ke-break. Jadi sebaiknya tidak mengambil posisi dekat dengan pembukaan market NY.
Penting untuk diingat, jangan memaksakan buka posisi bila scalping path yang terbentuk tidak jelas.
Catatan khusus (untuk teknik breakout pada saat NY buka):
Pengambilan posisi yang terbaik pada saat market NY buka adalah mengikuti trend hari itu. Bila current price beberapa menit sebelum NY buka mendekati high hari itu maka kemungkinan besar harga akan naik, sebaliknya bila
current price mendekati low hari itu, maka harga cenderung untuk turun.
2. Penentuan Trend
Sangat penting juga diketahui trend yang sedang berjalan saat mau buka posisi. Untuk penentuan trend ini harus dilihat dari H4 dan H1. Sebaiknya penentuan posisi buy atau sell harus disesuaikan dengan trend saat itu. Bila trend bullish, maka sebaiknya buka hanya posisi buy pada saat harga mendekati support di scalping path, sebaliknya bila bearish maka sebaiknya buka hanya posisi sell pada saat harga mendekati resistance scalping path.
Catatan: Penentuan trend ini masih kurang memuaskan.Penggunaan MA tidak memberikan hasil yang memuaskan karena selalu terlambat (lagging). Sementara masih lebih baik dengan melihat Higher High / Higher Low uuntuk uptrend atau Lower High / Lower Low untuk downtrend yang dikombinasi dengan Fibonacci atau Chart Pattern atau Trend di time frame daily atau H4.
3. RSI dan William Percent Range (W%R)
Masukkan oscillator indikator RSI (14) dengan input level 30 dan 70 ditambah dengan William Percent Range (14) dengan input level -20 dan -80 ke dalam 1 jendela indikator.
4. Open Posisi
Untuk membuka posisi, bukan hanya ditentukan oleh R/S pada scalping path saja tetapi harus melihat kepada keadaan RSI dan W%R.
Akurasi tertinggi hanya terjadi pada saat harga mendekati R/S dan kedua indikator dalam keadaan overbought / oversold yang telah mulai berbalik arah. Bila ini terjadi di beberapa time frame, misalnya terjadi di H1, M30, M15, dan M5, maka posisi tersebut kemungkinan sangat besar akan tepat. Kuncinya adalah makin banyak time frame yang menunjukan kesamaan, maka makin besar ketepatannya. Namun hal ini sangat jarang terjadi.
Yang lebih sering terjadi dan tidak boleh dilanggar dalam membuka posisi adalah paling tidak RSI dan W%R menunjukkan keadaan overbought / oversold di M5 pada saat harga berada sekitar R/S.
Bila di M5 saja tidak menunjukkan overbought / oversold walaupun harga sudah ada di R/S, maka sebaiknya jangan buka posisi karena akurasinya sangat rendah.
Apabila kondisi RSI dan W%R seperti yang disebut di atas sudah terjadi dan ditambah lagi adanya Chart Pattern atau Price Action maka hampir dapat dipastikan posisi tersebut sangat akurat.
Hal lainnya yang penting diingat adalah rasio Risk-Reward. Paling tidak harus 1:1. Bila aturan di atas diikuti dengan disiplin, seharusnya rasio RR minimal 1:1 tersebut bisa dicapai. Bahkan seringkali Risk:Reward bisa mencapai 1:2, 1:3, atau bahkan lebih dari itu.
Ingat, selalu gunakan Money Management yang baik. Setiap dari kita mengharapkan keuntungan, tetapi kita perlu sadar bahwa yang harus kita persiapkan adalah kalau kita mengalami kerugian. We wish for the best but we prepare for the worst. Jadi, siapkan berapa persen yang anda rela untuk hilang kalau posisi anda salah. Saya pikir 3-5% resiko per trading sudah cukup besar. Sesuaikan lot yang bisa anda buka dengan resiko tersebut.
Catatan: sejauh ini kerugian saya terbesar 5,1% dengan rata-rata kerugian 2,6%.
5. Taking Profit dan Stop Loss
TP adalah beberapa point sebelum R/S, dan SL adalah beberapa point sesudah R/S. Harap diperhitungkan spread nya.
Untuk memaksimalkan profit, bila harga sudah mendekati TP, maka TP bisa dihapus dan gunakan Trailing Stop.
Yang paling penting dan tidak boleh dilanggar adalah selalu harus memasang SL karena teknik ini adalah scalping dengan menggunakan scalping path pada time frame M5 yang akan sangat sering di break sewaktu-waktu. Selain itu target TP yang kecil. Sangat riskan bila tidak menggunakan SL karena kalau sampai scalping path di break dan tidak memasang SL, maka loss yang terjadi bisa sangat besar.
Tentunya kita tidak mau profit kecil berkali-kali langsung habis dihajar loss sekali saja.
Ingat, scalping path sangat sering terjadi. Kalau kali ini kita salah ya sudah relakan saja karena masih ada kesempatan lain.
6. Serakah (greed), Takut (fear), Kesabaran (patience), Disiplin (discipline)
Dari pengalaman saya selama ini, yang paling sulit untuk diatasi
adalah kondisi psikologis saya yaitu Greed dan Fear. Kedua hal tersebut
bisa diatasi dengan cara sedikit mungkin melihat chart.
Padahal
dalam menggunakan scalping path, kita dituntut untuk melihat chart jauh
lebih sering dan lebih lama dibandingkan medium atau long term trader.
Oleh karena itu, perlu ditekankan disini Kedisiplinan.
Jangan
sekali-sekali melanggar aturan yang telah ditetapkan.
Yang perlu diingat juga adalah, bila kita sudah kena cutloss jangan langsung segera ingin buka posisi lagi. Biasanya bila SL kita kena, itu karena scalping path sudah di-break. Dilarang keras untuk langsung "balas dendam" dengan membuka posisi baru. Dibutuhkan kesabaran untuk menunggu terbentuknya sebuah scalping path yang baru.
Bukankah lebih
baik menunggu lebih lama untuk punya posisi yang bagus daripada sudah
memiliki posisi tapi dalam keadaan floating loss.
Dari pengalaman pribadi saya dan mengamati banyak teman-teman trader baik yang sukses maupun yang gagal, saya berkesimpulan bahwa yang membedakan trader sukses dan trader gagal bukanlah di teknik atau pengetahuan yang dimiliki melainkan di faktor psikologis masing-masing yaitu Greed, Fear, Discipline, Patience. Faktor psikologis jugalah yang menentukan apakah money management dijalankan dengan baik atau tidak. Inilah awal dari kesuksesan atau kegagalan seorang trader.
Demikianlah garis besar dari teknik trading saya selama ini dengan contoh hasil seperti yang terlampir di atas. Tentunya kita harus ingat bahwa tidak ada yang namanya teknik yang sempurna 100%, there is no holy grail in trading.
Sering sekali saya melihat seorang trader berusaha mempelajari segala macam teknik yang sangat rumit dan membayar seminar bernilai ribuan dolar. Banyak juga trader yang membeli robot dengan sangat mahal. Lucu. Padahal dari pengalaman, saya melihat bahwa untuk menghasilkan profit yang konsisten seringkali tidak diperlukan teknik yang aneh dan rumit, tetapi hanya sebuah sistem yang sederhana dan kedisiplinan yang tinggi. Namun karena terlalu sederhananya sistem tersebut, banyak orang yang tidak percaya bahwa itu bisa berhasil.
Dengan menggunakan prinsip-prinsip yang sama pun, hasil trading antar 2 orang pasti berbeda karena di dalam trading bukan hanya teknik yang menentukan tetapi juga kondisi psikologis yang berperan sangat besar.
Akhir kata, saya bukan hendak menyombongkan diri dengan postingan ini atau menggurui para pembaca. Tujuan saya adalah hanya men-sharing-kan apa yang selama ini saya dapatkan dari pengalaman saya trading dengan harapan bahwa pengalaman ini bisa berguna bagi orang lain.
Semoga postingan ini bisa bermanfaat.
Good luck.....
GG - 2013 05 09